Menurut Obet Tokege Kesulitan yang dihadapi tim tracking kontak covid-19 Kabupaten Mimika ini mulai dari cacian, pengusiran bahkan dilempari batu.
“Kami dicaci maki habis-habisan sampai dilempari batu, bahkan ada masyarakat yang bilang kalau saya ini Tuhan Yesus kah bisa tahu siapa yang terpapar covid”,ungkapnya sambil tertawa kecil.

Tidak sampai disitu saja terdapat ancaman akan adanya pengrusakan rumah tempat tinggal Obet Tokege apabila proses tracking ini tetap berlanjut, “mereka bilang akan datangi dan rusak rumah saya” tuturnya.
Adapun daerah yang sebagian besar masyarakatnya tidak percaya adalah daerah Kwamki Lama, Kampung Bhintuka SP13, dan kampung SP7.
Untuk daerah perkotaan bukan permasalahan percaya akan adanya virus covid-19 namun lebih kepada Stigma buruk terhadap orang yang terpapar covid, sehinggga masyarakat tidak jujur itupun menyulitkan tim dalam mendata masyarakat yang terpapar covid.
“Masyarakat daerah perkotaan takut akan stigma dari tetangga, jadi saat disarankan isolasi mandiri mereka tidak jujur kepada tim, dengan berikan keterangan dan alamat yang tidak jelas, bahkan ada yang alamat jelas tapi pas datang mereka tidak ada di rumah”, kata Obet Tokege.
Obet Tokege berharap stigma buruk masyarakat terhadap orang yang terpapar covid dapat dihilangkan, karena itu dapat menyulitkan tim yang ingin memutus rantai penyebaran covid-19.
Meskipun begitu tim tracking tidak menyerah tetap melakukan pendekatan secara persuasif demi memberikan pemahaman kepada masyarakat. Demi memutus mata rantai penyebaran covid-19. (sumber:salampapua.com)
Comment